17 Jul 2020 08:00 WIB
Perbedaan Migrain dengan Sakit Kepala (Part 1)
Sakit kepala timbul, duh bikin bt, susah buka mata, rasa penat dan mual. Apalagi jika terserang sakit kepala sebelah, kepala serasa memikul barang berat dan mata bagian dalam terasa ditusuk-tusuk, tapi apa perbedaannya yah, antara migrain dan sakit kepala, kok terdengar sama saja.
Ketika ada tekanan atau rasa sakit di kepala kita, sulit untuk mengetahui apakah kita mengalami sakit kepala atau migrain. Namun perlu diketahui ini adalah dua hal yang berbeda. Karena ketika kita mengetahui perbedaannya, kita bisa mencari solusi yang tepat dalam mengobati dan mengalami pemulihan yang lebih cepat melalui perawatan yang lebih baik. Kedepannya dapat membantu kita mencegah kedua serangan ini dan tahu bagaimana mengatasinya.
Sekarang mari kita bahas perbedaannya.
Mulai dari sakit kepala. Apa itu sakit kepala?
Sakit kepala adalah nyeri yang tidak menyenangkan di kepala kita, yang dapat menyebabkan tekanan dan rasa sakit. Rasa sakitnya bisa berkisar dari ringan hingga berat, dan biasanya terjadi di kedua sisi kepala kita. Beberapa area spesifik di mana sakit kepala dapat terjadi, termasuk di daerah dahi, pelipis, dan belakang leher. Sakit kepala bisa berlangsung dari 30 menit hingga seminggu. Menurut Mayo Clinic, jenis sakit kepala yang paling umum adalah sakit kepala tegang atau Tension Type Headache (TTH). Pemicu untuk jenis sakit kepala ini termasuk stres, ketegangan otot, dan kecemasan.
Sakit kepala tegang bukan satu-satunya jenis sakit kepala, ada jenis sakit kepala lainnya, seperti:
Sakit kepala cluster adalah sakit kepala yang jauh lebih sering menyerang pria dibandingkan pada wanita. Sakit kepala ini dimulai pada usia lebih lanjut, dengan usia rata-rata yakni 25 tahun. Penyakit ini tidak menurun. Namun sangat parah, satu sisi, tidak berdenyut, konstan dengan durasi mulai dari beberapa menit hingga kurang dari 2 jam. Tidak seperti sakit kepala migrain, sakit kepala cluster selalu satu sisi, dan biasanya kambuh pada sisi yang sama. Sakit kepala cluster sering terjadi pada malam hari, membangunkan kita ketika tidur, dan serangannya berulang setiap hari pada waktu tertentu, dalam jangka waktu mingguan hingga bulanan. Setelah itu akan ada jeda dimana pasien mungkin bebas dari sakit kepala cluster selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Karakteristik sakit kepala cluster diawali dengan sensasi terbakar sepanjang aspek lateral hidung atau mengalami tekanan di belakang mata.
Sakit kepala sinus. Sakit kepala sinus terjadi bersamaan dengan gejala infeksi sinus seperti demam, hidung tersumbat, batuk, dan mengalami tekanan pada wajah.
Sakit kepala Chiari. Sakit kepala Chiari disebabkan oleh cacat lahir yang dikenal sebagai malformasi Chiari, yang menyebabkan tulang tengkorak mendorong bagian otak, sering menyebabkan rasa sakit di bagian belakang kepala.
Sakit kepala Thunderclap. Sakit kepala "thunderclap" adalah sakit kepala yang sangat parah yang dapat berkembang dalam 60 detik atau kurang. Ini bisa menjadi gejala perdarahan subarachnoid, kondisi medis serius yang membutuhkan perhatian medis segera. Sakit kepala ini mungkin juga disebabkan oleh aneurisma, stroke, atau cedera lainnya.
Sakit kepala akibat cedera kepala. Setiap trauma kepala yang menyebabkan sakit kepala membutuhkan perhatian medis yang cepat. Sakit kepala akibat segala jenis benturan ke kepala dapat diindikasikan sebagai gegar otak. Gegar otak merupakan risiko yang berbahaya, yang biasanya membuat kita sakit kepala terus-menerus dan makin memburuk. Peristiwa karena jatuh, tabrakan atau kecelakaan lainnya yang mengenai kepala dapat menyebabkan pendarahan yang berpotensi mengancam jiwa.
Baca juga : Perbedaan Migrain dengan Sakit Kepala (Part 2)