12 Nov 2018 11:00 WIB
5 Alasan Mengapa Batuk Anda Tidak Kunjung Sembuh
Bingung mengapa batuk Anda tidak juga membaik walaupun telah mengkonsumsi berbagai jenis obat batuk? Hal ini mungkin dikarenakan Anda menderita gangguan saluran pernapasan lain dan bukan hanya flu dan batuk biasa.
Di bawah ini Anda dapat melihat beberapa gangguan medis yang menyebabkan batuk Anda tidak juga sembuh, walaupun sudah berlangsung selama lebih dari 2 minggu.
Batuk Rejan (Pertusis)
Walaupun penyakit ini sudah berhasil dieradikasi karena penggunaan vaksin pada tahun 1940an, akan tetapi belakangan ini penyakit ini mulai bermunculan kembali. Pada awalnya, gejala batuk rejan biasanya ringan seperti flu dan batuk biasa, seperti hidung meler, batuk ringan, dan demam. Setelah seminggu, batuk akan menjadi semakin hebat. Bila dibiarkan tanpa pengobatan, batuk rejan dapat menyebabkan terjadinya pneumonia. Jadi, bila Anda mengalami batuk hebat dan sulit berhenti, bahkan membuat Anda muntah; segera periksakan diri Anda ke dokter. Diagnosa biasanya ditegakkan berdasarkan pada hasil pemeriksaan darah dan foto rontgen dada. Pengobatan yang biasa diberikan adalah antibiotik.
Kanker Paru
Sekitar 65% penderita kanker paru mengalami batuk kronik saat didiagnosa. Seringkali, batuk kronik merupakan satu-satunya gejala dari kanker paru. Jangan langsung merasa aman karena Anda tidak pernah merokok, karena sekitar 28% penderita kanker paru adalah orang yang tidak pernah merokok.
Jadi, bila batuk Anda sudah berlangsung selama lebih dari 2 minggu, terutama bila disertai oleh adanya darah pada dahak, suara serak, nyeri saat menelan, dan nyeri dada; segera periksakan diri Anda ke seorang dokter.
Baca juga: 5 Tips Untuk Menghentikan Batuk di Malam Hari
Pneumonia
Salah satu gejala utama dari pneumonia adalah batuk kering persisten, yang cenderung memburuk pada malam hari. Jadi, bila Anda mengalami batuk dan gejala seperti flu lainnya yang tidak membaik setelah 10 hari, segera periksakan diri ke seorang dokter. Bila Anda mengalami kesulitan bernapas, nyeri dada, demam lebih dari 39 derajat celcius dan atau mengeluarkan dahak berwarna hijau, kuning, atau kemerahan tidak perlu menunggu hingga 10 hari dan segera periksakan diri Anda.
Diagnosa biasanya ditegakkan berdasarkan pada hasil pemeriksaan fisik, foto rontgen dada, dan kadangkala CT scan dada. Pengobatan yang biasa diberikan adalah antibiotika. Sebagian besar penderita akan mulai membaik dalam waktu beberapa hari.
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan gangguan saluran napas yang akan membuat penderitanya kesulitan bernapas. Ada 2 jenis PPOK, yaitu bronkitis (peradangan pada bronkus) dan emfisema (suatu kondisi di mana alveolus mengalami kerusakan). Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya PPOK.
Anda perlu mencurigai PPOK bila Anda merupakan seorang perokok atau mantan perokok yang mengalami batuk kronik, yang menghasilkan banyak dahak, terutama di pagi hari. Penderita biasanya juga akan mengalami sesak napas, mengi, dan dada terasa seperti diikat. Segera periksakan diri Anda ke seorang dokter karena semakin dini pengobatan maka hasilnya pun akan semakin membaik. Penderita PPOK wajib berhenti merokok.
Tuberkulosis
Tuberkulosis atau TBC merupakan suatu gangguan saluran napas yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Resiko seseorang menderita TBC akan meningkat bila ia memiliki daya tahan tubuh yang lemah (misalnya karena menderita diabetes stadium lanjut, HIV, atau kanker) dan atau baru saja berpergian ke daerah resiko tinggi.
Segera periksakan diri Anda ke seorang dokter bila batuk Anda sudah berlangsung selama lebih dari 3 minggu dan disertai oleh nyeri dada, penurunan berat badan, fatigue (rasa amat sangat lelah), demam, keringat malam, dan atau bila Anda mengalami batuk darah.
Tanpa pengobatan TBC dapat berakibat fatal. Kuman dapat menyebar ke seluruh tubuh Anda dan merusak tulang belakang, persendian, otak, dan bahkan jantung Anda. Diagnosa ditegakkan berdasarkan pada hasil pemeriksaan kulit atau darah. Pengobatannya adalah kombinasi antibiotika yang diberikan selama 6-9 bulan.
Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai topik ini? Tanya langsung ke dokter kami di fitur Tanya dokter sekarang.
Sumber: womenshealthmag