30 Apr 2020 08:00 WIB
Ciri-ciri Orang Yang Tidak Boleh Mengkonsumsi Jahe
Jahe,hmm….kalau kita mendengar nama ini, yang keluar dari pikiran kita, pasti hangat, pedas, dan enak, jadi ingat juga sama yang namanya sekoteng, ronde jahe, stmj atau susu jahe, dll…nah, sahabat setia Dokter.ID, hari ini kita akan membahas seputar jahe. Kita tahu bahwa jahe adalah tanaman yang bisa dipakai tidak hanya untuk pengobatan namun juga untuk makanan (kuliner). Fungsi jahe banyak sekali. Namun disini kita akan bahas secara detail tentang kehebatan dari jahe.
Jahe merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara. Jahe adalah tanaman dengan batang berdaun dan bunga hijau kekuningan. Jahe asli tanaman panas di Asia, seperti Cina, Jepang, dan India, tetapi sekarang tumbuh di beberapa bagian Amerika Selatan dan Afrika. Sekarang juga ditanam di Timur Tengah untuk digunakan sebagai obat dan makanan.
Jahe dikenal dapat mengobati beberapa macam penyakit atau keluhan seperti:
Mual dan muntah yang disebabkan oleh pengobatan HIV / AIDS.
Periode menstruasi yang menyakitkan.
Mual pagi hari.
Osteoartritis.
Mual dan muntah setelah operasi.
Pusing (vertigo).
Antiinflamasi
Anti Oksidan (Sifat antioksidan jahe dapat membantu mencegah): penyakit jantung, penyakit neurodegeneratif, seperti Parkinson, Alzheimer, dan Huntington, kanker, gejala penuaan.
Melancarkan pencernaan.
Keseimbangan gula darah.
Hidrasi.
Kolesterol.
Penurunan berat badan.
Menghilangkan bau mulut.
Perlu kita ketahui juga bahwa, jahe pada umumnya terbilang aman bila diminum dengan tepat, teratur dan tidak berlebihan. Mengkonsumsi jahe atau minum air jahe, tampaknya aman bagi kebanyakan orang, baik dewasa maupun anak-anak, dengan takaran yang pas dan tepat pula.
Menurut herbalist, konsumsi lebih dari 4 gr jahe dalam satu hari dapat menyebabkan mulas, kembung, mual, gangguan perut atau diare. Jahe juga mengganggu efek obat pengencer darah, seperti warfin dan aspirin.
Berikut adalah 9 orang yang sebaiknya tidak mengkonsumsi jahe:
Orang dengan gangguan darah. Jahe mencegah pembekuan darah, tetapi meningkatkan sirkulasi dan aliran darah. Hal ini meningkatkan risiko pendarahan, terutama pada orang dengan kelainan darah atau mereka yang sedang menjalani pengobatan yang memperlambat pembekuan darah.
Orang dengan batu Empedu. Jahe merangsang produksi empedu sehingga tidak dianjurkan untuk orang yang menderita batu empedu.
Orang dengan Ulkus atau IBD. Jahe segar telah dikaitkan dengan penyumbatan usus, sehingga orang yang menderita ulkus, penyakit radang usus atau usus yang tersumbat sangat disarankan untuk menghindarinya.
Orang yang akan melakukan operasi. Sebuah studi tahun 2007 menemukan bahwa mengonsumsi jahe sebelum operasi juga meningkatkan risiko pendarahan internal. Para ahli kesehatan menyarankan untuk menghindari konsumsi teh jahe dua minggu sebelum operasi.
Perempuan hamil. Jumlah penelitian menghubungkan jahe untuk menurunkan penyerapan zat besi dan vitamin yang larut dalam lemak pada perempuan hamil. Jahe juga dapat menyebabkan kontraksi uterus. Jika sang Ibu sedang hamil, konsultasikan dengan ahli kesehatan sebelum menggunakan jahe. Selain itu, hindari minum teh jahe terutama di trimester terakhir karena ada peningkatan risiko pendarahan.
Orang-orang yang mengonsumsi obat tertentu. Jahe berinteraksi dengan obat-obatan tertentu termasuk antikoagulan, barbiturat, beta-blocker, obat insulin atau terapi anti-platelet. Layanan medis dari National Institutes on Health mengungkapkan bahwa jahe juga mengganggu efek dari beberapa obat lain termasuk antasida karena merangsang produksi asam di lambung. Orang yang memakai obat untuk jantung, antihistamin, perawatan kanker dan obat penurun berat badan juga harus menghindari rempah ini.
Orang dengan diabetes dan hipertensi. Jahe mungkin menurunkan gula darah dan tekanan darah, sehingga orang yang mengonsumsi obat untuk diabetes atau hipertensi harus berkonsultasi dengan ahli kesehatan sebelum mengonsumsi jahe dalam bentuk apa pun.
Jahe menekan nafsu makan. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam "Metabolism: Clinical and Experimental" tahun 2012, jahe mengurangi nafsu makan dengan memberikan rasa kenyang. Para peneliti menjelaskan bahwa jahe mempengaruhi kadar serotonin dalam darah, maka terjadilah efek pengekangan pada nafsu makan. Ini berarti jahe harus dihindari oleh kita yang mencoba menambah berat badan.
Jahe berinteraksi dengan beberapa herbal. Kecuali untuk obat-obatan, jahe juga mengganggu herbal yang merangsang aliran darah dan memperlambat pembekuan darah. Ini termasuk cengkeh, bawang putih, gingko biloba.
Baiklah sahabat, setelah kita mengetahui fakta-fakta di atas, ingatlah kalau kita ada kondisi seperti hal-hal di atas, tetaplah selalu berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter. Salam sehat!!!
Sumber:
www.webmd.com, www.healthline.com, www.medicalnewstoday.com, ilmupengetahuanumum.com, nakita.grid.id