10 Jul 2019 16:00 WIB
Apa Sebenarnya Dampak Menopause Pada Tubuh ?
Pada sejumlah wanita, terjadinya menopause hanya ditandai oleh sesekali mengalami hot flush dan mudah lelah. Akan tetapi, pada sejumlah wanita lainnya, gejala menopause yang timbul bisa sangat banyak, baik gejala fisik maupun psikologis, yang membuat mereka sangat menderita.
Namun, karena banyak gejala menopause seperti bau mulut, kulit gatal, dan bahkan irritable bowel syndrome tidak memiliki hubungan langsung dengan hormon; maka banyak wanita tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang mengalami gejala menopause.
Kabar baiknya adalah perubahan gaya hidup sederhana sekalipun dapat membantu mengurangi sebagian besar gejala menopause, kecuali gejala yang paling berat.
Di bawah ini Anda apa sebenarnya dampak menopause pada tubuh Anda dan gejala apa saja yang ditimbulkannya.
Otak
Depresi, Gangguan Cemas, Perubahan Mood
Estrogen berfungsi untuk membantu meningkatkan kadar serotonin dan dopamin, yang berfungsi untuk mengatur mood. Kadar estrogen yang rendah dapat menyebabkan mood seseorang menjadi buruk dan mempengaruhi kemampuannya untuk menghadapi situasi penuh tekanan, lebih mudah gelisah, mulut kering, napas cepat, denyut jantung cepat, dan sesak napas.
Pusing
Pusing mungkin disebabkan oleh serangan cemas atau panik (napas cepat dan denyut jantung cepat dapat mengurangi aliran darah dan oksigen ke dalam otak).
Gangguan Tidur
Gangguan tidur mungkin terjadi akibat berkeringat pada malam hari, tetapi juga dapat disebabkan oleh penurunan kadar hormon estrogen. Estrogen juga berfungsi untuk mengatur kadar magnesium di dalam tubuh. Magnesium berfungsi untuk membantu melemaskan otot yang akan membuat seseorang tertidur.
Rendahnya kadar hormon estrogen akan membuat otot-otot leher menjadi kendur dan membuat wanita menjadi mendengkur.
Brain Fog
Sering lupa, sulit berkonsentrasi, dan tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat dapat berhubungan dengan penurunan kadar hormon estrogen. Hal ini dikarenakan tidak hanya estrogen tidak hanya dapat membantu otak menjalankan fungsinya, tetapi juga turut mengatur aliran darah yang masuk ke dalam otak. Gejala ini biasanya hanya berlangsung sementara dan kemampuan berpikir biasanya akan kembali normal setelah menopause.
Fatigue/Mudah Lelah
Hormon membantu mengatur bagaimana sel-sel tubuh Anda menggunakan energi, jadi saat kadarnya turun, maka kadar energi Anda pun akan ikut turun. Banyak wanita yang baru memasuki masa menopause mengeluhkan badan terus terasa lemas, mudah lelah, dan apatis; walaupun sudah cukup tidur setiap harinya.
Akan tetapi, karena gejala yang satu ini juga dapat merupakan gejala dari gangguan tiroid atau kekurangan zat besi, maka ada baiknya bila Anda segera memeriksakan diri ke seorang dokter.
Rambut
Penurunan kadar hormon estrogen akan menyebabkan penurunan kolagen, protein alami di dalam rambut; sehingga rambut pun akan menjadi rapuh dan mudah rontok. Kecepatan rambut rontok pun akan meningkat, baik pada rambut di kepala maupun pada bagian tubuh lain. Hal ini dikarenakan folikel rambut membutuhkan estrogen untuk proses pertumbuhan rambut.
Mulut
Hormon estrogen juga penting untuk melumasi membran mukosa seperti mulut. Kadar estrogen yang rendah akan membuat mulut menjadi kering, sehingga bakteri pun lebih mudah berkembang biak dan menyebabkan kerusakan gigi serta gusi berdarah.
Hal ini juga dapat merusak tonjolan lidah yang berfungsi sebagai indra perasa, menyebabkan bau mulut, rasa seperti terbakar pada lidah, atau rasa tidak enak pada lidah.
Jantung
Kekurangan estrogen juga akan menyebabkan stimulasi berlebihan pada saraf dan sistem sirkulasi, yang akan membuat jantung berdenyut lebih cepat dan tidak teratur. Segera periksakan diri Anda ke seorang dokter untuk menyingkirkan kemungkinan adanya gangguan jantung.
Paru-paru
Karena hormon dan sistem kekebalan tubuh memiliki hubungan yang erat, maka penurunan kadar hormon estrogen dapat membuat gejala alergi semakin memburuk atau Anda mungkin akan mulai mengalami alergi untuk pertama kalinya, terutama asma dan dermatitis.
Payudara
Kadar hormon yang tidak seimbang dapat menyebabkan hormon progesteron menjadi dominan untuk sesaat. Hal ini dapat memicu terjadinya retensi cairan, yang akan membuat payudara menjadi kencang.
Suhu Tubuh
Seiring dengan menurunnya kadar hormon estrogen, maka kelenjar hipotalamus (pengatur suhu di dalam tubuh) dapat "ditipu" dan menyangka bahwa tubuh Anda sedang kepanasan, sehingga ia pun akan memicu pembentukan keringat dan hot flushes untuk menurunkan suhu tubuh.
Pada hot flushes, Anda mungkin akan merasa panas atau kulit tampak merah secara mendadak. Hot flushes biasanya dimulai pada wajah, leher, atau dada dan kemudian menyebar. Keringat pun akan mulai keluar. Denyut jantung Anda mungkin akan meningkat atau Anda mungkin akan merasa berdebar-debar.
Baca juga: Menopause Pada Pria
Perut/Pencernaan
Peningkatan Berat Badan
Anda mungkin akan mengalami kesulitan untuk menjaga berat badan tetap ideal karena tubuh Anda akan "berjuang" untuk menyimpan lebih lemak terutama di daerah perut karena lemak berfungsi untuk memproduksi estrogen.
Selain itu, karena kadar hormon testosteron juga menurun, maka laju metabolisme tubuh Anda juga akan ikut menurun. Jadi, seorang wanita harus mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsinya bila mereka tidak ingin menjaga berat badannya tetap ideal saat memasuki masa menopause.
Perut Kembung
Estrogen sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara jumlah air dan empedu di dalam tubuh Anda. Jadi, saat kadarnya menurun, tubuh Anda pun akan cenderung menyimpan lebih banyak air, yang akan membuat Anda merasa kembung. Selain itu, karena tubuh Anda akan memproduksi lebih sedikit empedu, maka Anda pun tidak dapat mencerna lemak dengan baik, yang akan menyebabkan Anda lebih sering buang gas.
Berbagai perubahan yang terjadi di dalam usus akan membuat makanan lebih lama tinggal di dalam usus, yang mengakibatkan lebih banyak gas yang terbentuk.
Perut kembung saat memasuki masa menopause lebih sering dialami oleh wanita yang juga mengalami hal ini saat mereka masih menstruasi dulu (menunjukkan bahwa usus Anda sensitif terhadap perubahan kadar hormonal).
Irritable Bowel Syndrome
Otot-otot usus memiliki reseptor estrogen, jadi penurunan kadar hormon estrogen dapat menurunkan tonus otot, melambatkan pergerakan usus, dan memicu terjadinya diare, mual, atau sembelit.
Kram Perut
Kadar hormon yang sangat fluktuatif dapat menyebabkan terjadinya nyeri perut bawah seperti saat menstruasi.
Kulit/Kuku
Tubuh membutuhkan estrogen untuk memproduksi kolagen (protein yang berfungsi untuk menjaga kulit tetap kenyal) dan untuk lubrikasi. Jadi, penurunan kadar hormon estrogen akan membuat kulit menjadi kering, bersisik, dan gatal. Kulit kering dapat membuat Anda merasa seperti ada sesuatu yang berjalan di atas kulit Anda. Kulit juga akan menjadi lebih tipis. Kehilangan kolagen biasanya paling cepat pada awal masa menopause.
Kurangnya lubrikasi alami juga akan membuat kuku lebih mudah pecah-pecah.
Otot/Sendi
Nyeri dan Kelemahan Otot
Estrogen memiliki efek menenangkan bagi tubuh. Jadi penurunan kadar estrogen, akan membuat efek hormon kortisol, hormon stress, menjadi dominan, yang akan membuat otot menjadi kencang dan lelah. Karena semua otot memiliki reseptor estrogen, maka penurunan kadar hormon estrogen akan memicu terjadinya nyeri otot dan mempengaruhi tonus otot.
Nyeri Sendi
Estrogen juga akan mempengaruhi persendian Anda. Kadar hormon estrogen yang rendah saat menopause dapat menyebabkan rasa nyeri sendi semakin menjadi atau memicu terjadinya nyeri sendi untuk pertama kalinya, yang dikenal dengan nama artritis menopause.
Rahim/Kandung Kemih
Perdarahan Hebat
Gangguan keseimbangan kadar hormonal dapat menyebabkan perubahan volume darah (darah menstruasi yang keluar dapat menjadi lebih banyak atau lebih sedikit daripada biasanya dan mungkin akan ditemukan bekuan darah) dan frekuensi menstruasi (siklus menstruasi menjadi lebih panjang, lebih pendek, atau tidak teratur).
Pada keadaan normal, estrogen akan membuat dinding rahim menebal dan karena tidak ada sel telur yang dikeluarkan (sel telur akan melepaskan hormon progesterone yang berfungsi untuk mengurangi efek penebalan ini), maka dinding rahim yang menebal ini akan menyebabkan volume darah menstruasi menjadi lebih banyak daripada biasanya.
Inkontinensia
Berkurangnya kolagen karena penurunan kadar hormon estrogen akan menyebabkan jaringan di sekitar kandung kemih menjadi lebih tipis dan tidak terlalu elastis.
Jaringan di sekitar otot-otot panggul juga akan melemah, yang akan menyebabkan air kemih "bocor" saat Anda batuk, tertawa, bersin, atau membuat Anda menjadi lebih sering buang air kecil, atau sering mengalami infeksi saluran kemih.
Seks
Penurunan Gairah Seksual
Penurunan kadar hormon estrogen akan membuat sensitivitas di daerah vagina berkurang dan juga akan mempengaruhi kemampuan seorang wanita untuk mencapai orgasme. Kadar hormon progesteron yang menurun juga akan menyebabkan gairah seksual menurun, karena progesteron berfungsi untuk menstimulasi produksi hormon testosteron, yang merupakan hal penting bagi gairah seksual.
Vagina Kering
Membran mukosa pada dinding vagina akan menjadi kering; yang akan membuat vagina terasa gatal, panas, atau terasa seperti terbakar, dan mungkin terasa nyeri saat berhubungan intim.
Pemeriksaan Apa yang Dapat Dilakukan Untuk Mendeteksi Menopause?
Walaupun tidak ada pemeriksaan yang dapat menentukan apakah Anda memang sudah memasuki masa menopause atau belum, akan tetapi ada beberapa pemeriksaan darah yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah Anda sudah menuju masa menopause atau belum.
Pemeriksaan darah yang dimaksud adalah pemeriksaan kadar FSH (follicle stimulating hormone). Hormon ini diproduksi oleh tubuh untuk menstimulasi indung telur untuk memproduksi sel telur.
Karena indung telur tidak lagi bekerja sebagaimana mestinya saat seorang wanita mulai memasuki masa menopause, maka tubuh Anda meningkatkan produksi FSH di dalamnya untuk membuat indung telur kembali "bekerja" dengan baik.
Karena kadar FSH sangat fluktuatif dari bulan ke satu ke bulan berikutnya, maka pemeriksaan kadar FSH biasanya dilakukan 2 kali dengan jarak 6 minggu.
Bila dari 2 pemeriksaan yang dilakukan kadar FSH lebih dari 25 (kadar normal FSH adalah 4.7-21.5), maka hal ini menunjukkan bahwa Anda telah mulai memasuki masa menopause.
Beberapa orang dokter mungkin juga akan menganjurkan Anda untuk memeriksa kadar hormon estrogen. Kadar hormon estrogen normal adalah antaa 30-400. Kadar hormon estrogen yang kurang dari 30 menunjukkan bahwa Anda telah mulai memasuki masa menopause.
Pemeriksaan lainnya yang dapat membantu mendeteksi menopause adalah mengukur kadar Anti-Mullerian Hormone (AMH), yang dapat memberikan perkiraan berapa jumlah sel telur yang masih tersisa.
Selain itu, dokter Anda mungkin juga akan menganjurkan Anda untuk melakukan pemeriksaan fungsi tiroid karena gangguan pada kelenjar tiroid juga dapat menyebabkan terjadinya berbagai gejala yang mirip dengan gejala menopause seperti berdebar-debar, perubahan mood, dan badan lesu.
Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai topik ini? Tanya langsung ke dokter kami di fitur Tanya dokter sekarang.
Sumber: dailymail