Hanya dalam waktu 100 detik, system imunitas tubuh Anda dapat mengidentifikasi adanya sel kanker, sekaligus membunuhnya.
Para ilmuwan di Melbourne menemukan jika sel-sel pada system kekebalan tubuh mengalami perubahan spontan setiap harinya, yang dapat menyebabkan kanker jika tidak dilakukan pemeriksaan yang baik terhadap system kekebalan tubuh.
Sebuah tim peneliti dari Walter dan Eliza Hall Institute menemukan bahwa sistem kekebalan tubuh bertanggung jawab untuk mengeliminasi sel-sel imunitas B yang berpotensi menimbulkan kanker pada tahap awal mereka, sebelum mereka berkembang menjadi limfoma sel-B (juga dikenal sebagai limfoma non-Hodgkin). Hasil penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine.
Tugas dasar sistem kekebalan tubuh adalah untuk mengenali "diri" (sel-sel tubuh sendiri) dan "bukan dirinya" (antigen-virus, jamur, bakteri, atau setiap bagian dari jaringan asing, serta beberapa racun). Untuk menghadapi “bukan dirinya” atau antigen, sistem imunitas membangun khusus -sel-sel darah putih- untuk mengenali penyusup dan mengeliminasinya.
Kita semua dilahirkan ke dunia dengan beberapa kekebalan bawaan. Kita dapat berinteraksi dengan lingkungan kita, sistem kekebalan tubuh mampu beradaptasi dan melindungi kita. Ini disebut kekebalan yang diperoleh. Banyak sel darah putih yang matang dibentuk secara khusus. Mereka disebut limfosit T (T singkatan thymus) yang memiliki berbagai fungsi mengakitifkan berbagai system kekebalan tubuh dan juga menghentikannya.
Sel limfosit yang lain, sel B, memproduksi antibodi. Sel B limfosit merupakan jenis sel daeah putih yang lebih besar, yang disebut fagosit (terutama makrofag), berfungsi memakan segala macam sisa-sisa dalam jaringan dan aliran darah, dan mengingatkan sel T tertentu jika ada kehadiran antigen.
"T-sel pada dasarnya mendeteksi musuh dan kemudian melemparkan bom pada sel kanker sampai meledak" hal ini dikatakan oleh imunologi Misty Jenkins dari Peter MacCallum Cancer Centre. T-sel adalah jenis sel darah putih yang merupakan kunci untuk respon kekebalan tubuh. Biasanya, bila sel-T membunuh target, satu-satunya cara Anda akan tahu bahwa target telah terpukul atau dibunuh adalah ketika secara fisik musuh mulai mati.
Namun sel-B terikat ke antigen spesifik dan antibodi terhadap antigen tersebut, sehingga melakukan peran sebagai antigen-presenting sel (APCs), dan untuk berkembang menjadi sel memori B setelah adanya aktivasi oleh interaksi antigen.
Pemeriksaan terhadap kekebalan ini memberikan peneliti di institut apa yang disebut 'kelangkaan mengejutkan' dari limfoma sel-B dalam populasi, yang akan mengingat seberapa sering perubahan spontan terjadi. Penemuan ini bisa mengarah pada pengembangan tes peringatan dini yang mengidentifikasi pasien berisiko tinggi mengembangkan limfoma sel-B, memungkinkan pengobatan proaktif untuk mencegah tumor dari tumbuh.
Seluruh sel B, apakah itu merupakan sel yang sehat atau kanker, memiliki sel protein di bagian permukaannya. Untuk mengobati pasien dengan penyakit tersebut, para peneliti perlu menemukan cara untuk memprogram ulang sel-T untuk menemukan protein dan menyerang sel B yang membawanya
Dr Axel Kallies, Associate Professor David Tarlinton, Dr Stephen Nutt dan koleganya membuat penemuan selagi menyelidiki pengembangan limfoma sel-B. Dr Kallies mengatakan penemuan ini memberikan jawaban mengapa limfoma sel-B terjadi pada populasi lebih jarang dari yang diharapkan. "Masing-masing dan setiap orang dari kita memiliki mutasi spontan pada sel B tubuh kita, yang terjadi akibat dari fungsi normal mereka, hal ini kemudian sedikit dari paradoks bahwa limfoma sel B tidak lebih umum dalam populasi." kata Dr Kallies.
"Kami menemukan bahwa surveilans terhadap kekebalan tubuh oleh sel T memungkinkan deteksi dini dan penghapusan sel-sel kanker dan pra-kanker yang akan menyediakan jawaban atas teka-teki ini, dan membuktikan bahwa pemeriksaan kekebalan tubuh sangat penting untuk mencegah perkembangan kanker darah ini."
Limfoma sel-B adalah kanker darah yang paling umum di Australia, dengan sekitar 2800 orang didiagnosis setiap tahun dan pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah berada pada risiko lebih tinggi terkena penyakit ini.
Tim peneliti membuat penemuan selagi menyelidiki bagaimana sel B berubah ketika limfoma berkembang. "Sebagai bagian dari penelitian ini, kami membuat sel T 'cacat' untuk menekan sistem kekebalan tubuh dan, yang mengejutkan kami, kami menemukan bahwa limfoma dikembangkan dalam hitungan minggu, di mana biasanya perlu waktu bertahun-tahun," kata Dr Kallies. "Tampaknya bahwa sistem kekebalan tubuh kita lebih lengkap daripada yang kita bayangkan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan sel-sel B kanker, yang merupakan suatu proses dipicu oleh sel T kekebalan dalam tubuh."
Associate Professor Tarlinton mengatakan penelitian ini akan memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi sel-sel pra-kanker pada tahap awal pembangunan mereka, memungkinkan intervensi dini untuk pasien berisiko terkena limfoma sel-B. “Pada sebagian besar pasien,menemukan adanya sesuatu yang salah merupakan dasar dalam pengembangan tumor, yang dalam banyak kasus sulit untuk mengobati" kata Associate Professor Tarlinton. "Sekarang kita tahu limfoma B-cell ditekan oleh sistem kekebalan tubuh, kita bisa menggunakan informasi ini untuk mengembangkan tes diagnostik yang mengidentifikasi orang-orang pada tahap awal penyakit ini, sebelum tumor berkembang dan menjadi kanker. Sudah ada terapi yang bisa menghapus sel B yang “menyimpang” dalam pasien yang berisiko, jadi setelah tes yang dikembangkan dapat dengan cepat bergerak menuju penggunaan klinis. "
Sumber: dailyhealtpost