Siapa yang tidak tahu penyakit hiv, ini salah salah satu serangan virus yang mematikan, dan merupakan penyakit yang mendunia, karena hampir seluruh negara, masyarakatnya terjangkit oleh virus ini. Contohnya salah satu populasi hiv terbesar, yang berada di urutan pertama adalah Afrika timur dan Selatan, kedua Afrika Barat dan Tengah, ketiga Asia & Pasifik, keempat Timur Tengah & Afrika Utara, kelima Amerika Latin dan Karibia, keenam Eropa Timur & Asia Tengah dan yang ketujuh Eropa Barat, Eropa Tengah & Amerika Utara.
Mengerikan bukan, karena virus ini bisa menyerang siapa saja, tidak pandang bulu dan penularannya kebanyakan melalui hubungan seks. Apalagi di jaman sekarang ini, prostitusi semakin merajalela, bertambahnya komunitas LGBT dan tidak sedikit orang yang terlibat seks bebas. Bahkan kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya dan resiko kematian yang akan ditimbulkan virus ini.
Nah, sahabat, sebelumnya di benak kita sudah muncul beberapa pertanyaan tentang hiv bukan? seperti, Apa itu HIV/ AIDS? Bagaimana penularannya? Apa yang diserang virus ini? Gejala apa yang ditimbulkan? Apakah ada obatnya? Untuk selengkapnya, mari kita bahas.
HIV adalah virus yang menyebabkan infeksi HIV. AIDS adalah tahap infeksi HIV paling tinggi.
HIV menular dan menyebar melalui kontak dengan darah, air mani, cairan pra-seminal, cairan rektal, cairan vagina, atau ASI pada orang yang mengidap HIV. Di Amerika Serikat, HIV menyebar terutama dengan melakukan seks anal atau vaginal atau berbagi peralatan narkoba, seperti jarum suntik.
HIV secara bertahap menghancurkan sistem kekebalan tubuh, dengan menyerang dan membunuh sel darah putih yang disebut sel CD4. Sel CD4 memainkan peran utama dalam melindungi tubuh dari infeksi. HIV menggunakan sel CD4 untuk berkembang biak (membuat salinannya sendiri) dan menyebar ke seluruh tubuh. Proses ini, disebut siklus hidup HIV.
Gejala-gejala yang ditimbulkan virus HIV, adalah:
Flu, luka genital, luka mulut, nyeri otot, berkeringat di malam hari, panas dingin, sakit kepala, diare, mual dan muntah, kelelahan, nyeri otot, sakit tenggorokan, kelenjar getah bening membengkak, ruam merah, dan demam.
Pada dasarnya tidak ada obat untuk infeksi HIV, tetapi obat-obatan HIV yang disebut ARV (Antiretrovirals) dapat memperlambat atau mencegah HIV berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya. Obat-obatan HIV membantu orang dengan HIV hidup lebih lama dan sehat. Obat-obatan HIV melindungi sistem kekebalan tubuh, dengan memblokir (memperlambat) penyebaran virus HIV, pada berbagai tahap siklus atau tahap stadium lanjut. Tanpa pengobatan dengan obat-obatan HIV, infeksi HIV meningkat secara bertahap, dan bisa semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Infeksi HIV mempunyai 3 tahap (stadium), yaitu:
1. Infeksi HIV akut.
adalah tahap paling awal infeksi HIV, dan umumnya berkembang dalam 2 hingga 4 minggu setelah terinfeksi HIV. Dan gejala yang timbul biasanya seperti gejala flu, demam, sakit kepala, dan ruam. Pada tahap akut infeksi, HIV berlipat ganda dengan cepat dan menyebar ke seluruh tubuh. Selama tahap infeksi HIV akut, tingkat HIV dalam darah menjadi sangat tinggi, yang sangat meningkatkan risiko penularan HIV.
2. Infeksi HIV kronis.
Ini adalah tahap kedua dari infeksi HIV, yang juga disebut infeksi HIV asimtomatik atau latensi klinis. Selama tahap ini, HIV terus berkembang biak di dalam tubuh tetapi pada tingkat yang sangat rendah. Orang dengan infeksi HIV kronis mungkin tidak memiliki gejala terkait HIV, tetapi mereka masih dapat menyebarkan HIV ke orang lain. Tanpa pengobatan dengan obat-obatan HIV, infeksi HIV kronis biasanya berkembang menjadi AIDS dalam 10 tahun atau lebih lama, meskipun pada beberapa orang, virus ini dapat berkembang lebih cepat.
3. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
AIDS adalah tahap terakhir dari infeksi HIV yang paling berat. Karena HIV telah merusak sistem kekebalan tubuh, tubuh tidak dapat melawan infeksi oportunistik. (Infeksi oportunistik adalah infeksi dan kanker terkait infeksi, yang terjadi lebih sering atau lebih parah pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah daripada pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat.) Orang dengan HIV didiagnosis menderita AIDS jika mereka memiliki jumlah CD4 kurang dari 200 sel / mm3 atau jika mereka memiliki infeksi oportunistik tertentu. Tanpa pengobatan, penderita AIDS biasanya hanya bertahan hidup sekitar 3 tahun.
Nah, sahabat, setelah mengetahui kebenaran di atas, bukankah dari sekarang kita harus makin waspada dan menjauhkan diri dari yang namanya narkoba, dan seks bebas, karena sekali terinfeksi virus ini, penyesalanpun tiada guna.
Sumber : www.webmd.com,