Resiko terjadinya perceraian meningkat pada pasangan yang sudah lama menikah ketika sang istri sakit, tetapi tidak terjadi saat sang suami yang sakit. Hal ini berdasarkan penelitian terbaru the University of Michigan Institute for Social Research.
Studi ini dilakukan untuk meneliti bagaimana pernikahan dipengaruhi oleh terjadinya empat penyakit serius yaitu: kanker, penyakit jantung, penyakit paru dan stroke. Secara keseluruhan, para peneliti menemukan bahwa 31% pernikahan berakhir pada perceraian selama masa penelitian berlangsung. Sebanyak 15% kasus perceraian terjadi ketika sang istri sakit.
"Dari hasil penemuan tersebut bisa disimpulkan saat wanita sakit, mereka lebih mungkin diceraikan" kata Amelia Karraker, penulis dari penelitian tersebut. Angka kejadian penyakit kronis terus meningkat seiring berjalannya waktu, dan lebih banyak suami yang mengalami penyakit serius dibandingkan istri.
Para peneliti menganalisis data dari 20 tahun yang mencakup 2.717 pernikahan. Pada saat para peneliti pertama kali mengwawancarai pasangan pada studi ini, paling tidak salah seorang dari pasangan tersebut sudah mencapai usia lebih dari 50 tahun.
Konsekuensi kesehatan dari perceraian memang sudah diketahui, tetapi hanya beberapa studi yang meneliti efek kesehatan terhadap resiko perceraian. Yang membuat studi ini berbeda dari studi lain adalah penelitian ini mencari tahu faktor resiko pada populasi usia 50 tahun keatas terhadap terjadinya perceraian. Angka terjadinya perceraian terus meningkat selama 20 tahun terakhir.
Para peneliti memang tidak memiliki informasi tentang siapa yang berinisiatif memulai perceraian, tetapi studi sebelumnya mengindikasikan bahwa pihak istrilah yang berinisiatif. Para peneliti juga tidak mendalami penyebab mengapa perceraian lebih banyak terjadi saat sanga istri mengalami sakit serius dan tidak saat sang suami yang mengalami sakit. Saat wanita sakit, kemungkinan suami tidak dapat memenuhi peran sebagai pengambil alih peran dengan baik. Sebagai hasilnya mereka akan bergantung kepada teman atau anggota keluarga untuk merawat mereka.
Para peneliti menambahkan, pada kelompok usia ini, jumlah wanita lebih banyak dari jumlah pria, sehingga pria bercerai memiliki lebih banyak pilihan untuk pasangan prospektifnya.
Sumber: foxnews