Tahun pertama kehidupan bayi penuh dengan pengalaman baru, rasanya setiap hari Anda melihat tingkah bayi Anda yang lucu. Para bayi akan mulai belajar merangkak, bermain dan meniru suara Anda, bayi Anda juga akan mengembangkan minat pada makanan baru. Meskipun Anda mungkin tergoda untuk memberi bayi Anda beberapa gigitan di sana-sini, berhati-hatilah. Makanan tertentu, seperti putih telur, dapat menyebabkan masalah serius pada bayi.
Pedoman Pemberian Makanan Bayi
Untuk 6 bulan pertama kehidupan bayi, ASI dan susu formula yang diperkaya zat besi seharusnya menjadi satu-satunya makanan yang disediakan. Selama beberapa bulan pertama ini, sistem pencernaan bayi Anda masih terus berkembang dan belum bisa menangani makanan padat seperti telur. Diatas usia 6 bulan, mulailah mengenalkan buah yang dihaluskan, sereal cair selain ASI atau susu formula. Saat anak Anda merasa lebih nyaman dengan buah yang dihaluskan, kenalkan sayuran, daging dan kacang hijau sekitar usia 6-8 bulan. Usia 8-10 bulan tambahkan kuning telur ke dalam makanan bayi Anda.
Mengapa kuning telur? Simak ulasan dibawah ini:
Karena alergi telur bisa membuat gejala berbahaya pada anak-anak, banyak dokter spesialis anak tidak menyarankan untuk menyajikan putih telur sampai bayi berusia lebih dari satu tahun. Karena putih telur mengandung komponen alergenik, maka kuning telur cenderung lebih aman. Dokter spesialis anak Anda akan merekomendasikan waktu yang tepat untuk mengenalkan putih telur.
Setelah mengenalkan putih telur, pantau anak Anda untuk mengetahui apakah timbul tanda-tanda reaksi alergi. Gejala alergi makanan termasuk ruam merah, gatal-gatal, bengkak, mudah diare, muntah dan mengi.
Hubungi dokter spesialis anak Anda jika tanda-tanda alergi telur muncul atau segera cari perawatan medis darurat jika bayi Anda mengalami pembengkakan di dekat mulut. Karena biasanya kondisi ini akan diikuti dengan pembengkakan di bagian tenggorokan yang menyebabkan sulit bernafas dan muntah.
Tidak jarang anak-anak mengalami reaksi negatif terhadap telur saat pertama kali mencobanya. Dalam banyak kasus, reaksi negatif ini hanyalah sensitif terhadap makanan, dan bukan alergi. Gejala sensitivitas makanan bisa meliputi adanya gas, sembelit atau muntah. Jika Anda mencurigai adanya sensitivitas makanan, hindari konsumsi telur selama beberapa minggu sebelum perlahan-lahan mengenalkannya telur kembali.
Pastikan putih telur atau kuning telur benar-benar dimasak sebelum diberikan pada bayi Anda. Telur mentah atau setengah matang mungkin mengandung salmonella, sejenis bakteri yang bisa menyebabkan keracunan makanan. Juga hindari memberi makan anak Anda makanan yang mengandung telur mentah, seperti es krim buatan sendiri, mousse atau adonan kue mentah atau adonan kue.
Baca juga: Biar Lebih Tahu! Ini Lho Keuntungan dan Kerugian Bila Makan Telur
Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai topik ini? Tanya langsung ke dokter Kami di fitur Tanya dokter sekarang
Sumber: sfgate