Secara umum, para penderita diabetes tipe 1, terutama penderita yang kadar gula darahnya tidak terkendali dengan baik memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami komplikasi berat dan sangat tidak dianjurkan untuk berpuasa di bulan Ramadan.
Selain itu, para penderita diabetes yang enggan atau tidak dapat memonitor kadar gula darahnya secara teratur (beberapa kali setiap hari) juga memiliki resiko yang tinggi dan karenanya tidak dianjurkan untuk berpuasa.
Pengobatan diabetes tipe 1 yang dianjurkan sekarang ini adalah mengendalikan kadar gula darah secara intensif sehingga kadar gula darah penderita mendekati kadar gula darah normal. Menurut beberapa penelitian, metode ini merupakan metode pengobatan terbaik, yang telah terbukti dapat melindungi penderita dari terjadinya berbagai komplikasi mikrovaskular (pembuluh darah kecil) di masa yang akan datang.
Untuk memperoleh kadar gula darah mendekati kadar normalnya, penderita diharuskan untuk menyuntikkan insulin beberapa kali (3 atau lebih) sehari setiap harinya atau menggunakan insulin subkutan yang dilepaskan secara perlahan di sepanjang hari sehingga penderita tidak perlu terus menyuntikkan insulin.
Keberhasilan pengobatan ini membutuhkan pengawasan yang ketat dari dokter dan perubahan dosis insulin yang sering untuk mencegah terjadinya hipoglikemia atau hiperglikemia.
Biasanya, penderita diabetes membutuhkan setidaknya 2 suntikan insulin kerja sedang untuk mengendalikan kadar gula darahnya di sepanjang hari. Insulin kerja sedang biasanya disuntikkan sebelum sahur dan sebelum berbuka puasa, serta pemberian insulin kerja pendek tepat sebelum penderita makan.
Walaupun demikian, penderita tetap memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami serangan hipoglikemia di siang hari karena meningkatnya kadar hormon insulin di pagi hari tadi.
Pilihan pengobatan lainnya adalah dengan menggunakan 1 suntikan insulin kerja panjang dan suntikan insulin kerja pendek tepat sebelum makan.
Sumber: diabetesjournals