Seorang pria yang menderita disfungsi ereksi ringan, tetapi tidak memiliki riwayat gangguan jantung sebelumnya, mungkin memiliki resiko berbagai gangguan jantung dan pembuluh darah di masa yang akan datang.
Selain itu, seiring dengan semakin berat gejala disfungsi ereksi yang dialaminya, maka gejala penyakit jantung yang sebelumnya tersembunyi pun akan semakin nampak, yang dapat menyebabkan terjadinya kematian dini.
Sebuah penelitian di Australia menemukan bahwa seorang pria yang mengalami difungsi ereksi berat juga memiliki gangguan jantung.
Pada penelitian ini, para peneliti menemukan bahwa terjadi peningkatan kasus gangguan jantung hingga 50% pada pria yang menderita disfungsi ereksi sedang atau berat, yang berusia 45 tahun atau lebih, dan yang tidak memiliki riwayat gangguan jantung sebelumnya.
Resiko terjadinya gangguan jantung pun akan semakin tinggi pada pria yang mengalami disfungi ereksi dan memiliki riwayat gangguan jantung dan pembuluh darah sebelumnya. Akan tetapi, hal ini bukan berarti setiap pria yang menderita disfungsi ereksi juga pasti menderita suatu gangguan jantung tertentu.
Para ahli menduga bahwa disfungsi ereksi merupakan tanda awal gangguan jantung, walaupun belum ditemukan bukti yang jelas. Hal ini mungkin dikarenakan ukuran pembuluh darah penis lebih kecil daripada berbagai organ tubuh lainnya sehingga gejala akibat gangguan jantung lebih sering terjadi pada daerah ini.
Para peneliti menemukan bahwa pria yang mengalami disfungi ereksi berat memiliki resiko mengalami kegagalan fungsi jantung 8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang tidak mengalami disfungsi ereksi. Selain itu, mereka juga lebih sering mengalami penyakit jantung (hingga 60%) dan lebih sering mengalami kematian dini karena berbagai penyebab.
Akan tetapi, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan ini. Selain itu, para peneliti menganjurkan agar para dokter memeriksa keadaan jantung setiap pria yang mengalami disfungsi ereksi.
Sumber: webmd