Parasomnia merupakan gangguan yang terjadi selama seseorang tidur, baik saat anda tidur nyenyak atau saat setengah tertidur. Yang termasuk parasomnia adalah mimpi buruk, teror malam, berjalan saat tidur, bingung saat bangun, dan sebagainya.
Mimpi Buruk
Mimpi buruk merupakan suatu kejadian menyeramkan di malam hari yang dapat menyebabkan anda merasa takut dan atau cemas. Biasanya saat seseorang mengalami mimpi buruk, maka ia dapat terbangung dari tidur nyenyaknya dan dapat mengingat setiap detail mimpinya. Anda biasanya akan sulit kembali tertidur setelah mengalami mimpi buruk.
Mimpi buruk dapat disebabkan oleh banyak hal seperti penyakit, kecemasan, kehilangan seseorang yang dicintai, atau akibat efek samping pengobatan. Hubungi dokter anda bila anda mengalami mimpi buruk lebih dari sekali dalam 1 minggu atau bila mimpi buruk membuat anda mengalami kesulitan tidur dalam waktu yang cukup lama.
Teror Malam
Seseorang yang mengalami teror malam biasanya tiba-tiba terbangun dari tidurnya dalam keadaan takut, bingung, dan tidak dapat berkomunikasi. Mereka biasanya tidak bereaksi terhadap suara dan sulit dibangunkan sepenuhnya. Teror malam biasanya berlangsung selama 15 menit, kemudian orang tersebut akan kembali tertidur.
Orang yang mengalami teror malam ini biasanya tidak ingat apa yang terjadi semalam. Teror malam mirip dengan mimpi buruk, akan tetapi teror malam biasanya terjadi saat seseorang tertidur sangat nyenyak dan dalam.
Orang yang mengalami teror malam ini dapat membahayakan dirinya sendiri dan orang lain akibat berbagai gerakan anggota geraknya (tangan dan kaki). Teror malam sering terjadi pada anak-anak, terutama pada anak yang berusia 3-5 tahun. Anak yang mengalami teror malam seringkali berbicara saat tidur atau berjalan saat tidur. Gangguan tidur ini dapat diturunkan dalam keluarga dan juga dapat terjadi pada orang dewasa. Tekanan emosional berat dan atau mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan resiko terjadinya teror malam pada orang dewasa.
Berjalan Saat Tidur
Berjalan saat tidur merupakan suatu keadaan di mana seseorang terlihat seperti telah bangun dari tidurnya dan beraktivitas akan tetapi orang tersebut sebenarnya masih tidur. Penderita biasanya tidak mengingat apa yang terjadi.
Berjalan saat tidur biasanya terjadi saat seseorang baru saja tertidur di malam hari dan saat subuh. Kelainan ini paling sering ditemukan pada anak-anak berusia 8-12 tahun, akan tetapi juga dapat terjadi pada anak yang berusia lebih muda, orang dewasa, dan lansia.
Berjalan saat tidur tampaknya juga menurun dalam keluarga. Membangunkan seseorang yang berjalan saat tidurnya tidaklah berbahaya. Orang tersebut mungkin hanya akan merasa bingun atau mengalami disorientasi selama beberapa saat setelah dibangunkan.
Bahaya dari berjalan saat tidur adalah karena penderita biasanya tidak menyadari keadaan sekitarnya sehingga dapat menyebabkannya terjatuh akibat tersandung suatu benda. Bila hal ini terjadi pada anak-anak, maka kelainan ini biasanya menghilang saat anak memasuki usia remaja.
Bingung Saat Bangun
Anda tentunya pernah mengalami saat-saat di mana anda tidak mengingat bahwa anda pernah terbangun semalam dan bahkan berbicara atau melakukan apapun. Hal ini biasanya terjadi bila seseorang dibangunkan saat tidur dalam pada malam hari. Penderita biasanya memiliki reaksi yang lamban dan seringkali kesulitan mengerti pertanyaan yang diajukan padanya. Penderita biasanya tidak mengingat kejadian ini saat terbangun esok harinya.
Gangguan Gerakan Ritmik
Kelainan ini biasanya terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari 1 tahun. Anak yang mengalami kelainan ini mungkin akan tertidur terlentang, mengangkat kepala atau bagian atas tubuhnya, dan kemudian memukul-mukulkan kepalanya pada bantal. Selain kepala, kelainan ini juga dapat mengenai tangan dan lutut. Kelainan ini biasanya terjadi tepat sesaat sebelum anak tertidur.
Berbicara Saat Tidur
Berbicara saat tidur merupakan suatu gangguan transisi antara tidur dan bangun. Walaupun tidak menyebabkan bahaya apapun, berbicara saat tidur dapat mengganggu pasangan atau anggota keluarga anda.
Perkataan yang terjadi selama tidur dapat berupa kata-kata singkat atau bunyi-bunyian atau dapat pula berupa suatu kalimat panjang. Penderita biasanya tidak ingat apa yang dibicarakannya selama tidur. Berbicara saat tidur dapat disebabkan oleh berbagai gangguan lainnya seperti demam, stress emosional, atau gangguan tidur lainnya.
Kram Nokturnal
Kram nokturnal merupakan suatu keadaan yang terjadi secara mendadak, tidak disadari, dan paling sering mengenai otot betis di malam hari atau saat beristirahat. Kram dapat berlangsung selama beberapa detik hingga 10 menit, dan rasa nyeri akibat kram pun dapat bertahan cukup lama.
Kram nokturnal lebih sering ditemukan pada orang paruh baya atau lansia, akan tetapi kelainan ini juga dapat mengenai semua usia. Penyebab kram nokturnal tidak diketahui. Beberapa kasus kram nokturnal dapat terjadi tanpa pemicu apapun, sementara yang lainnya dapat disebabkan oleh duduk terlalu lama, dehidrasi, penggunaan otot yang berlebihan, atau gangguan structural (misalnya pada orang dengan telapak kaki rata). Peregangan otot, olahraga, dan mengkonsumsi air putih dengan cukup dapat mencegah terjadinya kram ini.
Kelumpuhan Saat Tidur
Penderita kelainan ini tidak dapat menggerakkan tubuh mereka atau anggota geraknya baik saat tertidur atau saat bangun tidur. Kelumpuhan total atau sebagian selama beberapa saat dapat terjadi selama kelainan ini. Kadangkala, kelainan ini dapat diturunkan dalam keluarga. Penyebab kelainan ini tidak diketahui.
Kelainan ini tidak membahayakan, akan tetapi penderitanya biasanya merasa takut karena mereka tidak tahu kapan hal ini akan kembali terjadi. Kelumpuhan ini seringkali dapat dihentikan dengan suara atau sentuhan. dalam waktu beberapa menit, seseorang yang mengalami kelumpuhan dapat kembali bergerak. Kelainan ini dapat hanya terjadi satu kali atau berulang kali selama hidup anda.
Gangguan Ereksi Saat Tidur
Kelainan ini merupakan suatu keadaan di mana seorang pria tidak dapat mempertahankan ereksinya selama tidur. Pria biasanya mengalami ereksi penis saat memasuki fase tidur REM (rapid eye movement). Kelainan ini dapat merupakan tanda terjadinya disfungsi ereksi.
Ereksi yang Nyeri Saat Tidur
Ereksi normal terjadi saat pria memasuki fase REM dalam tidurnya. Pada beberapa kasus yang jarang, ereksi dapat menimbulkan nyeri dan membangunkan penderitanya. Pengobatannya adalah dengan menggunakan obat-obatan yang menghambat fase REM yaitu obat anti depresan.
Denyut Jantung Tidak Teratur
Denyut jantung tidak teratur atau aritmia merupakan suatu kelainan denyut jantung atau gangguan dalam pengendalian kontraksi otot jantung. Penderita penyakit jantung koroner atau sindrom tidur apnea dapat mengalami aritmia pada fase REM saat tidur. Penggunaan selang oksigen dapat mengurangi resiko aritmia ini.
Gangguan Perilaku Pada Fase REM
Penderita kelainan ini mengalami mimpi dramatis dan atau penuh dengan kekerasan selama berada pada fase REM dalam tidurnya. Penderita kelainan ini biasanya menggerakkan tubuh dan anggota geraknya selama bermimpi.
Kelainan ini biasanya terjadi pada pria yang berusia 50 tahun atau lebih, akan tetapi kelainan ini juga dapat terjadi pada wanita dan pada orang berusia kurang dari 50 tahun. Penderita biasanya mudah dibangunkan dan dapat mengingat dengan jelas mimpi buruk yang dialaminya. Sebelum menentukan diagnosa kelainan ini, maka dokter harus menyingkirkan kemungkinan berbagai kelainan neurologis lainnya.
Bruxism
Bruxism merupakan suatu gerakan menggeretakkan gigi selama tidur yang tidak disadari oleh penderitanya. Kelainan ini dapat terjadi bersamaan dengan gangguan tidur lainnya. Bruxism dapat menyebabkan berbagai gangguan pada gigi maupun rasa tidak nyaman pada otot rahang.
Bruxism yang terjadi dapat bervariasi dari ringan hingga berat yang dapat menyebabkan cedera pada gigi anda. Pada beberapa kasus, gerakan menggeretakkan gigi ini dapat dicegah dengan menggunakan pelindung mulut.
Mengompol (Enuresis)
Pada kelainan ini, penderita biasanya tidak dapat mengendalikan keinginan buang air kecilnya selama tidur. Terdapat dua macam enuresis yaitu primer dan sekunder. Pada enuresis primer, penderitanya tidak mampun mengendalikan keinginan buang air kecilnya sejak masa bayi. Kelainan ini diturunkan dalam keluarga.
Pada enuresis sekunder, penderitanya mengompol kembali setelah sebelumnya mampu mengendalikan keinginan buang air kecilnya. Enuresis dapat disebabkan oleh berbagai gangguan kesehatan lainnya seperti diabetes, infeksi saluran kemih, sindrom tidur apnea, dan berbagai gangguan jiwa.
Distonia Paroksismal Nokturnal
Kelainan ini merupakan suatu keadaan di mana penderitanya mengalami kejang saat memasuki fase non REM selama tidur. Kelainan ini diduga merupakan salah satu jenis epilepsi dan biasanya dapat berulang selama beberapa kali setiap malamnya.
Sumber: webmd