Ikterus neonatorum adalah suatu keadaan di mana kulit dan selaput mata bayi baru lahir berwarna kuning yang biasanya terjadi pada minggu pertama kehidupan bayi. Ikterus sendiri berarti kulit, selaput mata, atau jaringan lainnya (membran mukosa) berwarna kuning akibat penumpukkan bilirubin.
Ikterus dapat terjadi akibat peningkatan kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam darah yang menyebabkan penumpukkan bilirubin pada kulit dan selaput mata bayi.
Peningkatan kadar bilirubin di dalam darah bayi dapat terjadi karena hati bayi belum berfungsi sempurna (fisiologis) atau akibat gangguan kesehatan lain (patologis).
Peningkatan kadar bilirubin di dalam darah bayi dapat mengganggu perkembangan sistem saraf pusat bayi dan menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki kembali.
Penanganan segera dibutuhkan untuk menurunkan kadar bilirubin di dalam darah bayi anda. Salah satunya adalah dengan melakukan fototerapi.
Fototerapi dilakukan dengan cara meletakkan bayi yang hanya mengenakan popok (mencegah terjadinya kemandulan akibat fototerapi) dan penutup mata (mencegah terjadinya kerusakan retina akibat fototerapi) di bawah lampu yang memancarkan spektrum cahaya hijau-biru dengan panjang gelombang 450-460 nm.
Selama fototerapi, bayi harus tetap disusui dan diubah posisi tidurnya (terlentang dan telungkup) setiap 2 jam agar penyinaran mengenai seluruh bagian kulit dengan merata.
Melalui fototerapi, bilirubin diubah menjadi suatu senyawa yang dapat larut di dalam air sehingga dapat dikeluarkan melalui air kemih. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan apakah bayi anda telah mendapat cukup cairan, baik melalui ASI maupun air putih agar tidak mengalami dehidrasi.
Efek samping lain yang mungkin timbul akibat tindakan fototerapi adalah diare. Diare dapat terjadi akibat peningkatan pengeluaran cairan empedu ke dalam usus pada proses pemecahan bilirubin, sehingga gerakan usus (peristaltik) pun meningkat.
Fototerapi biasanya dilakukan selama 24 jam atau hingga kadar bilirubin dalam darah turun pada ambang batas normal.
Sumber: clinicforchild.wordpress