Rotavirus merupakan virus yang paling sering menyebabkan terjadinya diare, terutama pada bayi dan anak-anak. Vaksin rotavirus bukan merupakan imunisasi wajib di Indonesia. Pemberian vaksin rotavirus dapat membantu mencegah terjadinya diare atau infeksi lainnya yang disebabkan oleh rotavirus.
Akan tetapi, seperti halnya obat-obatan, vaksin juga memiliki efek samping. Efek samping akibat pemberian vaksin ini biasanya hanya merupakan efek samping ringan seperti reaksi alergi ringan yang dapat sembuh dengan sendirinya. Pada beberapa kasus walaupun sangat jarang, dapat terjadi reaksi alergi berat yang membahayakan jiwa.
Sebagian besar bayi yang menerima vaksin rotavirus tidak mengalami efek samping apapun. Akan tetapi, beberapa orang bayi mungkin mengalami beberapa efek samping, mulai dari efek samping ringan hingga berat.
Efek Samping Ringan
Setelah pemberian vaksin rotavirus, bayi mungkin akan menjadi rewel atau mengalami diare
ringan sementara atau muntah.
Efek Samping Berat
Setelah pemberian vaksin rotavirus, seorang bayi memiliki resiko untuk mengalami intususepsi (sangat jarang). Intususepsi merupakan suatu keadaan di mana terjadi penyumbatan saluran cerna yang membuat bayi memerlukan perawatan inap di rumah sakit dan mungkin juga memerlukan tindakan pembedahan untuk mengatasinya. Intususepsi merupakan suatu keadaan yang dapat terjadi secara alami pada bayi dan penyebabnya biasanya tidak diketahui. Intususepsi yang terjadi akibat pemberian vaksin rotavirus biasanya terjadi dalam waktu 1minggu setelah pemberian dosis pertama atau kedua vaksin.
Sumber: cdc