Para peneliti pun sebenarnya masih belum mengetahui secara pasti bagaimana pengaruh olahraga pada otak dan mengapa olahraga dapat membantu mengatasi depresi.
Akan tetapi, para peneliti menduga hal ini mungkin dikarenakan olahraga dapat membantu proses neurogenesis, yaitu pembentukan sel-sel saraf baru di dalam otak.
Berdasarkan teori di atas, sel-sel saraf baru tersebut biasanya diproduksi di bagian otak yang disebut dengan hipokampus, yang merupakan bagian otak yang berperan penting untuk mengatur mood seseorang.
Berbagai penelitian mengenai depresi telah menunjukkan bahwa seorang penderita depresi biasanya memiliki area hipokampus yang lebih kecil daripada orang lainnya yang tidak menderita depresi. Hal ini pun membuat para peneliti menduga bahwa depresi mungkin terjadi akibat sel-sel otak penderita tidak memproduksi cukup banyak sel-sel saraf baru.
Sebuah penelitian di tahun 2006 menunjukkan bahwa olahraga tampaknya dapat memicu pembentukan sel-sel saraf baru di dalam otak, mungkin dengan cara meningkatkan kadar endorfin tertentu. Hal inilah yang mungkin menyebabkan mengapa olahraga dapat membantu mengatasi berbagai gejala depresi.
Sementara itu, sebuah penelitian lainnya di Swedia memiliki teori berbeda, yaitu bahwa olahraga menyebabkan terjadinya berbagai perubahan pada otot-otot tubuh Anda, yang membantu mengeluarkan berbagai zat berbahaya di dalam darah akibat stress yang dapat mengganggu kesehatan otak.
Pada penelitian ini, para peneliti mengembangbiakkan tikus dengan cara tertentu sehingga mereka memiliki kadar protein PGC-1a1 yang tinggi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, para peneliti telah menemukan bahwa kadar protein ini dapat ditingkatkan dengan berolahraga.
Kemudian, para peneliti pun memaparkan tikus yang memiliki kadar protein PGC-1a1 yang tinggi dengan situasi stress dan membandingkannya dengan tikus biasa. Walaupun semua hewan percobaan mengalami stress, tikus yang memiliki kadar protein PGC-1a1 yang tinggi di dalam ototnya tidak mengalami gejala-gejala depresi.
Hal ini dikarenakan tikus-tikus tersebut juga memiliki kadar enzim KAT yang lebih tinggi. Para pneleiti menduga enzim ini murupakan enzim penting yang berfungsi untuk menghancurkan suatu zat tertentu yang terbentuk saat stress yang berhubungan dengan terjadinya depresi. Enzim KAT ini berfungsi untuk mencegah zat berbahaya tersebut masuk ke dalam otak melalui aliran darah.
Untuk mengetahui bagaimana efek olahraga pada manusia, maka peneliti pun melakukan penelitian pada manusia. Para peneliti memeriksa keadaan otot para peserta penelitian setelah berolahraga selama 3 minggu. Para peneliti pun menemukan bahwa kadar protein dan enzim di atas juga meningkat.
Akan tetapi, para peneliti menyatakan masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah mekanisme benar-benar merupakan hal yang membuat olahraga mampu melindungi seseorang dari gangguan depresi.
Sumber: menshealth