Peningkatan penggunaan kopi karena efek stimulasinya dapat berakhir pada penyalahgunaan dan meningkatkan resiko terjadinya gangguan kesehatan.
Reaksi setiap orang terhadap kafein dapat berbeda-beda, segelas kopi yang membuat jantung Anda terasa berdebar-debar dan membuat telinga Anda berdenging, mungkin justru dapat memperbaiki mood dan mengembalikan tenaga orang lain. Perbedaan ini tergantung pada seberapa cepat tubuh Anda dapat memetabolisme kafein di dalam kopi.
Seperti halnya perbedaan efek kafein di atas, apa yang menyebabkan seseorang mengalami kecanduan kopi juga berbeda-beda, tergantung pada seberapa baik atau buruknya tubuh Anda memetabolisme kopi. Mengkonsumsi kopi secara teratur dapat membuat tubuh Anda mengalami reaksi toleransi, yaitu suatu reaksi di mana tubuh Anda tidak lagi bereaksi dengan cara yang sama saat mengkonsumsi suatu zat dalam jumlah yang sama dan membutuhkan zat dalam jumlah yang lebih banyak daripada biasanya untuk memperoleh efek yang sama.
Kafein akan melalui proses detoksifikasi di dalam hati melalui cara yang sama dengan obat-obatan lainnya seperti asetaminofen dan ibuprofen. Selain itu, terdapat beberapa hal yang mempengaruhi proses metabolisme kafein di dalam tubuh Anda seperti usia, jenis kelamin, ukuran tubuh Anda, dan obat-obatan apa saja yang Anda konsumsi.
Biasanya dibutuhkan kurang lebih 5 jam untuk memetabolisme setengah jumlah kafein yang terdapat dalam 1 gelas kopi. Mengkonsumsi lebih dari 1 gelas kopi atau minuman berkafein lainnya dapat membuat kafein bertumpuk di dalam hati. Lama kelamaan hal ini dapat menyebabkan stress pada hati dan menyebabkan peningkatan zat racun di dalam tubuh Anda yang dapat mengganggu kemampuan tubuh Anda untuk mengatasi berbagai stress lain seperti infeksi atau kurang tidur.
Karena kafein merupakan stimulant sistem saraf pusat, maka konsumsi kafein dapat membuat Anda mengalami gangguan irama jantung, yaitu kontraksi preventrikular, yang merupakan suatu kondisi yang dapat membahayakan jiwa Anda, yang dapat terjadi pada siapa saja walaupun tidak memiliki gangguan jantung lainnya. Mengkonsumsi kafein secara berlebihan dapat meningkatkan resiko terjadinya kontraksi preventrikular ini.
Selain itu, konsumsi kafein juga berhubungan dengan terjadinya fibrokistik payudara, suatu keadaan di mana payudara terasa sangat nyeri yang membuat payudara terasa keras, akan tetapi bukan merupakan suatu keganasan.
Selain orang dewasa, kafein juga dapat mempengaruhi janin yang sedang berkembang. Karena janin masih belum memiliki enzim yang diperlukan untuk memetabolisme kafein sehingga kafein dapat terus berada dalam aliran darah janin hingga 100 jam setelah konsumsi. Tingginya kadar kafein di dalam darah janin diduga berhubungan dengan terjadinya kelainan bawaan, berat badan lahir rendah, dan kelahiran prematur.
Sebuah penelitian di tahun 2011 menemukan bahwa kombinasi obat stimulan dan kafein lebih beracun bagi tubuh daripada hanya mengkonsumsi salah satunya saja. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan pelepasan banyak neurotransmiter dopamin, yang membuat Anda merasa senang. Selain itu, kombinasi keduanya juga dapat meningkatkan kadar stress oksidatif di dalam otak. Para peneliti menemukan bahwa kafein dapat meningkatkan efek stimulasi dan efek toksik dari metamfetamin.
Sumber: healthyeating.sfgate