Darah di dalam air mani atau sperma disebut juga hematospermia. Bagi para pria muda yang sehat, hematospermia bukan merupakan indikator dari kondisi yang serius, seperti kanker prostat. Dalam kebanyakan kasus, gejalanya akan hilang dengan sendirinya, tanpa perlu pengobatan.
Namun untuk pria yang berusia empat puluh tahun, hematospermia berisiko mengalami kondisi serius seperti kelainan darah atau kanker, dan ini sangat dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi.
Ada banyak faktor penyebab hematospermia, namun kebanyakan berkaitan dengan sistem reproduksi pria. Sistem reproduksi pria sangat erat kaitannya dengan sistem saluran kencing yang berhubungan dengan pembuangan limbah. Kandung kemih, rektum, prostat, uretra, dan testis tidak hanya berdekatan tetapi juga berbagi jalur yang sama. Maka, adanya darah dalam sperma dapat menunjukkan berbagai macam kondisi yang mempengaruhi sistem urogenital.
Berikut ini adalah penyebab umum hematospermia:
Infeksi
Infeksi dapat mempengaruhi berbagai bagian dari sistem urogenital, terutama bagian yang bertanggung jawab untuk produksi dan perjalanan sperma.
Pembuluh darah di uretra bermasalah
Seperti urin, sperma juga melewati uretra, dan jika pembuluh darah di bagian tersebut bermasalah, maka darah bisa keluar. Untuk memastikannya, penderita harus menjalani beberapa prosedur pemeriksaan.
Infeksi menular seksual
IMS seperti klamidia dan gonore. Sistem urogenital juga rentan terhadap infeksi bakteri dan virus yang merupakan penyebab utama empat dari sepuluh kasus hematospermia.
Penyebab lain yang mungkin termasuk adalah masturbasi atau aktivitas seksual yang berlebihan, herpes pada alat kelamin, hemofilia atau kondisi kurangnya kemampuan tubuh untuk membekukan darah, pembengkakan kelenjar prostat atau vasektomi.
Sumber: docdoc, medicinenet