Penderita sklerosis multipel biasanya mulai menunjukkan gejala antara usia 20-40 tahun. Gejala dapat membaik tetapi kemudian timbul lagi. Hal ini menyebabkan sulitnya menegakkan diagnosa sklerosis multipel.
Di bawah ini terdapat beberapa gejala awal sklerosis multipel, yaitu:
• Penglihatan kabur atau penglihatan ganda
• Gangguan berpikir
• Kesulitan berjalan atau gangguan koordinasi
• Gangguan keseimbangan
• Mati rasa
• Kesemutan
• Kelemahan pada tangan dan kaki
Tidak ada orang yang mengalami gejala yang sama persis. Beberapa mengalami satu gejala kemudian sembuh, tetapi kembali menderita gejala yang berbeda beberapa tahun kemudian. Ada pula yang mengalami gejala yang sama berulang-ulang, bahkan semakin memburuk. Tetapi ada pula yang tidak pernah mengalami gejala yang sama lagi setelahnya. Di bawah ini terdapat beberapa gejala yang umumnya terjadi pada penderita sklerosis multipel.
Sensasi Abnormal
Penderita sklerosis multipel seringkali merasa seperti ditusuk-tusuk, kesemutan, geli, gatal, rasa seperti terbakar atau ditusuk.
Gangguan Sistem Saluran Kemih dan Sistem Pencernaan
Sebagian besar penderita sklerosis multipel mengeluh sering berkemih atau rasa berkemih tidak lampias dan sembelit.
Kesulitan Berjalan
Sklerosis multipel dapat menyebabkan kekakuan atau kelemahan otot, yang menyebabkan kesulitan berjalan. Selain itu, sklerosis multipel juga menyebabkan gangguan keseimbangan, mati rasa pada kaki, dan rasa cepat lelah yang juga membuat penderitanya sulit berjalan.
Pusing
Gejala ini sangat sering ditemukan di antara penderita sklerosis multipel. Beberapa penderita kadang merasa kepalanya terasa ringan.
Mudah Lelah
Sebagian besar penderita sklerosis multipel merasa sangat mudah lelah. Kelelahan biasanya terjadi di siang hari, yang menyebabkan penderita merasa lemas, sulit berpikir, dan mengantuk. Rasa lelah yang dirasakan penderita tidak berhubungan dengan aktivitas penderita. Beberapa penderita bahkan dapat merasa sangat lelah saat bangun tidur.
Spasme Otot
Biasanya mengenai otot kaki. Pada sklerosis multipel yang progresif, penderita dapat mengalami spasme otot yang kuat dan nyeri. Sangat jarang, penderita dapat mengalami sesak napas atau kejang.
Gangguan Reproduksi
Sklerosis multipel dapat menyebabkan vagina mengering pada wanita dan gangguan ereksi pada pria. Selain itu, sklerosis multipel juga menyebabkan penurunan gairah seksual atau kesulitan mencapai orgasme.
Gangguan Berbicara
Sklerosis multipel dapat menyebabkan gangguan berbicara, seperti berhenti dalam waktu lama di antara kata atau bicara cadel. Beberapa penderitanya juga mengalami kesulitan menelan pada tahap lanjut penyakit.
Gangguan Berpikir
Sebagian penderita sklerosis multipel mengalami gangguan konsentrasi yang hilang timbul. Beberapa penderita menunjukkan penurunan kemampuan berpikir, penurunan kemampuan memusatkan konsentrasi dan gangguan ingatan. Sklerosis multipel tidak mempengaruhi kemampuan intelektual dan kemampuan membaca serta kemampuan dalam mengerti pembicaraan orang lain.
Gemetar
Sebagian penderita sklerosis multipel mengalami gejala ini, beberapa hanya mengalami gejala ringan, yang lainnya mengalami gejala berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan biasanya merupakan tanda awal sklerosis multipel, dan biasanya hanya mengenai satu mata, walaupun kadang-kadang dapat mengenai kedua mata. Penglihatan anda dapat menjadi kabur atau ada bintik hitam pada pandangan anda. Selain itu, dapat juga terjadi hilangnya penglihatan sementara dan nyeri pada mata.
Penyebab Timbulnya Gejala Sklerosis Multipel
Gejala sklerosis multipel dibagi menjadi tiga, yaitu primer, sekunder, dan tersier. Gejala primer adalah gejala yang disebabkan oleh kerusakan langsung pada saraf. Gejala sekunder adalah gejala yang disebabkan oleh timbulnya gejala primer. Gejala tersier adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kemampuan sosial, psikologis, dan pekerjaan.
Gejala Primer
Disebabkan oleh kerusakan pembungkus saraf pada otak dan medulla spinalis. Kerusakan ini disebut demielinisasi. Kerusakan pada pembungkus saraf ini menyebabkan terbentuknya suatu jaringan parut yang menghambat penghantaran impuls dari otak atau medulla spinalis ke bagian tubuh.
Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem saluran kemih, sistem pencernaan, gangguan keseimbangan, mati rasa, kesemutan, kelumpuhan, gemetar, gangguan penglihatan, dan kelemahan.
Gejala Sekunder
Gejala sekunder terjadi akibat gejala primer, misalnya gangguan sistem saluran kemih menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih.
Gejala Tersier
Gejala tersier merupakan akibat yang ditimbulkan gejala primer yang berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk bekerja, bersosialisasi, dan pengaruhnya terhadap psikologis pasien.
Sumber: webmd